sábado, 10 de fevereiro de 2024

NAKTUKA DAN KEDAULATAN TIMOR-LESTE

Oleh : Alfredo de Sá

Adakah jalan untuk menyelesaikan  persoalan Naktuka? 

Tentunya ada, setiap negara yang berdaulat, tentunya memiliki kedaulatan yang tidak dapat di tukar dengan hal apapun, sebagaimana yang kita ketahui, dalam beberapa minggu terakhir media Nasional dan Internasional khususnya Indonesia mempersoalkan situasi yang berkemban di Batas darat antara Timor Leste dan Indonesia, Untuk di ketahui bahwa saat ini  tim negosiasi perbatasan Timor Leste telah memasang patok sebanyak 76 buah di garis batas negara,  yang menjadi persoalan pertanyaan besarnya adalah, Penempatan patok baru di Batas darat tidak sesuai dengan Baras darat yang selama ratusan tahun telah ada, baik ada  Belanda, Portugis, dan masa kependudukan Indonezia.

Keanehan Batas baru inilah yang membuat para pemilik tanah di NAKTUKA melakukan protes besar terhadap apa yang di lakukan oleh Tim Negosiasi dari Timor Leste yang di Pimpin lansung oleh Perdana Mentari saat ini yang Mulia Xanana Gusmao,  ungkapan pemilik tanah “ satu Jengkalpun tanah kami tidak akan serahkan pada Indonesia” dan “ Kami siap Mati untuk menjaga tanah kami” pernyataan Heroik dan emosional cinta tanah Air ini di lontarkan; di Dialog Penduduk Naktuka dan Delegasi Perdana Mentri di Oecussi -Naktuka.

Kejanggalan patok Baru inilah yang membuat aktivis, LSM, media sampai saat ini terus mempertanyakan keputusan tersebut.

Pertanyaannya adalah apa betul lahan 270 hektar adalah milik Indonesia, Jawaban bisa iya jika berlandaskan pada acuan putusan baru yang di Pimpin oleh Pak Xanana Gusmao, Jawabannya Naktuka adalah milik Timor Leste jika merujuk pada perjanjian Belanda Potugis, Kependudukan Indonezia, serta berdasarkan Tanah Adat.

Apakah ada kesalahan yang di lakukan Tim Negosiasi dalam batas Naktuka, jawabnya iya.. kenapa dan mengapa :

1.Tim Negosiasi batas wilayah darat tidak berkonsultasi dengan Para ahli waris Adat/pemilik tanah warisan.

2.Ada unsur kesengajaan dari Tim Negosiasi Batas darat Timor Leste dengan pihak Indonesia, dengan kata lain MAIN MATA dan atau ada Unsur kesengajaan.

3.Tim negosiasi secara keseluruhan tidak memiliki kapasitas/keahlian dalam penentuan batas darat.

Perebutan NAKTUKA, jika 76 titik patok  ini terus di pertahankan maka secara keseluruhan Tim Negosiasi Timor Leste telah melahirkan permasalahan baru,  antara lain, RAKYAT NAKTUKA yang Notabene Rakyat Timor Leste  telah di rampas  hak milik Tanahnya oleh Indonesia, dan anehnya Tim Negosiasi inilah yang seolah olah menyerahkan tanh tersebut, kemudian KEDAULATAN SEBAGAI NEGARA  tentunya telah di nodai oleh Tim Negosiasi Timor.

Dari semua persoalan yang terjadi, President Republik Timor Leste yang Mulia Bapak Ramos Horta turut angkat bicara, dan dalam pembicaraannya sangat bertolak belakang dengan apa yang di alami penduduk NAKTUKA, dengan  sebagaimana yang di ucapkan oleh beliau di wawancara :

 “Saya mendukung kebijakan pemerintah ini, Perdana Menteri dan saya memberikan 100 persen kepercayaan saya kepada Perdana Menteri, dia adalah kepala negosiator, jadi orang yang berstatus sebagai Maun Xanana yang bisa kami percayai.”

Ramos-Horta menegaskan kembali dukungannya terhadap Xanana dan mengkritik pihak oposisi atas kritik yang ditujukan terhadap Gusmão dalam kasus negosiasi Naktuka dengan Indonesia.  Horta tidak percaya dengan cara Perdana Menteri (PM) dikritik oleh pihak oposisi.

“Saya belum pernah melihat di dunia ini ketika kepala negosiator pergi untuk bernegosiasi dan pihak oposisi mulai mengkritik kepala negosiator.  Mereka mulai berbicara tanpa alasan di Parlemen dan di tempat lain.  Saya terus mendukung tanpa syarat pemimpin perundingan untuk mencari solusi demarkasi perbatasan darat secara definitif”, ujarnya.

Partai oposisi, Fretilin, sudah bereaksi terhadap kritikan Ramos-Horta dengan menlayangkan pernyataan Kepala Negara.Wakil Sekjen sekaligus Wakil Fretilin, Antoninho Bianco, menyayangkan Horta yang meminta pihak oposisi bungkam dalam kasus Naktuka dan menyatakan bahwa Fretilin mewakili rakyat dan partai ini tidak mewakili presiden atau pemerintah.

“Fretilin hanya membela kedaulatan negara dan tidak bicara apa-apa, mungkin Presidenlah yang bicara apa-apa,” ujarnya.

Ramos-Horta secarq tegas  memerintahkan oposisi untuk bungkam.

Yang menjadi pertanyaannya adalah:

1.Apakah tanah   NAKTUKA akan si serahkan oleh President Timor Leste beserta Tim Negosiasi Fronteira Timor Leste kepada  Indonesia.

2.Apakah Batas Wilayah Laut dapat di tentukan oleh Tim Negosiasi saat ini.

Sebagai warga Negara , saat ini kita hanya bisa menunggu keberlanjutan dari DRAMA NAKTUKA yang di Sutradarai oleh Tim Negosiasi Batas darat Timor Leste.

Sem comentários:

Enviar um comentário

Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.